Hubungi Kami

Jam kerja

Senin sampai Sabtu, 09.00-18.00

✨ Ringkasan Blog

Pemutihan gigi adalah prosedur kosmetik yang sangat populer dalam dunia kedokteran gigi. Banyak orang menginginkan senyum yang lebih cerah dan putih, yang sering kali dianggap sebagai simbol kecantikan. Prosedur ini membantu mengembalikan warna alami gigi atau bahkan membuatnya lebih putih dari gigi asli, dengan menghilangkan noda atau perubahan warna yang disebabkan oleh berbagai faktor, baik itu dari luar (ekstrinsik) atau dari dalam (intrinsik). Noda ekstrinsik bisa disebabkan oleh makanan, minuman, atau kebiasaan merokok, sementara noda intrinsik bisa berasal dari usia, penggunaan obat-obatan tertentu, atau faktor genetik. Pemutihan gigi umumnya menggunakan bahan pemutih berbasis hidrogen peroksida atau karbamid peroksida, yang bekerja untuk mencerahkan enamel gigi dan mengurangi tampilan noda. Hasil dari prosedur ini sering kali membuat senyum lebih cerah dan menarik, memberi efek estetika yang signifikan. Namun, hasil pemutihan bisa bervariasi tergantung pada jenis noda dan kondisi gigi masing-masing pasien.

Apa yang dapat menyebabkan perubahan pada warna alami gigi Anda?

Enamel adalah lapisan transparan yang melapisi dentin. Sementara itu, dentin merupakan zat berwarna yang berperan penting dalam menentukan warna alami gigi. Warna gigi terutama dipengaruhi oleh warna dentin serta ketebalan enamel. Jika enamel lebih tipis, warna dentin akan lebih terlihat, dan cahaya yang dipantulkan akan lebih banyak. Sebaliknya, jika enamel lebih tebal, pantulan cahaya berkurang, sehingga warna dentin menjadi kurang terlihat. Enamel juga memiliki pori-pori dalam strukturnya, yang merupakan faktor utama mengapa noda dan perubahan warna dapat terjadi pada gigi.

Ada banyak faktor internal dan eksternal yang dapat menyebabkan perubahan warna gigi.

• Faktor eksternal:

The external factors include a lot of things that out teeth come in touch with every day. The most common ones are dark-colored drinks such as tea, red wine, soda, sports drinks, coffee, food, smoking. Another factor that can cause teeth staining is improper oral hygiene. Dental plaque and calculus are very common among people, and the color of the calculus can vary from yellow, grey, brow or even black. The chlorhexidine that is a part of a lot of antiseptic mouthwashes can also be an external factor.

• Faktor internal:

Faktor internal merupakan hasil dari perubahan struktur gigi. Kelompok faktor ini meliputi kerusakan gigi, tambalan amalgam, trauma gigi, antibiotik (tetrasiklin dan minosiklin), kelainan, fluorosis, dentinogenesis imperfekta, amelogenesis imperfekta, hipoplasia email gigi, dan banyak lagi

Usia juga merupakan faktor yang memengaruhi warna gigi. Seiring bertambahnya usia, email menjadi lebih tipis dan lebih bening yang memungkinkan dentin lebih terbuka.

Di mana Anda bisa memutihkan gigi?

Ada dua cara untuk mendapatkan senyum yang lebih cerah. Cara pertama dan paling aman adalah dengan mengunjungi dokter gigi dan menjalani perawatan di klinik. Perawatan profesional ini biasanya lebih cepat dan efektif karena dokter gigi menggunakan produk pemutih yang lebih kuat dan teknologi canggih. Cara kedua adalah dengan menggunakan sistem pemutihan gigi di rumah, yang biasanya lebih murah dan semakin populer setiap harinya. Meskipun lebih terjangkau, metode ini memerlukan waktu lebih lama untuk menunjukkan hasil dan mungkin tidak seefektif perawatan di klinik.

1. Pemutihan di klinik

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ini adalah metode paling aman untuk memutihkan gigi. Sebagian besar dokter gigi menyediakan layanan ini di klinik mereka. Sebelum prosedur dilakukan, dokter gigi akan mengumpulkan informasi mengenai riwayat kesehatan serta kondisi gigi Anda, melakukan pemeriksaan menyeluruh, dan mungkin juga melakukan pembersihan profilaksis untuk menghilangkan plak yang menempel di permukaan gigi. Jika terdapat gigi berlubang, retak, atau masalah pada gusi, kondisi tersebut harus ditangani terlebih dahulu sebelum melanjutkan proses pemutihan. Dokter gigi juga menggunakan panduan warna khusus untuk menentukan warna gigi pasien sebelum prosedur dimulai, serta untuk membandingkan hasil setelah pemutihan dilakukan. Lama waktu yang dibutuhkan untuk pemutihan dapat bervariasi, tergantung pada hasil yang diinginkan pasien serta gaya hidupnya.

Zat pemutih yang digunakan umumnya berbahan dasar hidrogen peroksida atau karbamid peroksida. Hidrogen peroksida memiliki kekuatan hampir tiga kali lipat dibandingkan karbamid peroksida, sehingga biasanya digunakan dalam larutan dengan konsentrasi 3%-15%. Sementara itu, jika pemutih berbahan dasar karbamid peroksida, kandungannya dapat berkisar antara 10%-45%. Zat-zat ini mampu menembus struktur enamel dan bekerja dengan cara melarutkan noda yang menyebabkan perubahan warna pada gigi.

Gigi vital dan non-vital dapat dirawat dan diputihkan.

• Pemutihan vital:

Ada beberapa metode yang berbeda untuk memutihkan gigi vital di klinik. Semua metode ini melibatkan pemberian zat pemutih langsung pada permukaan gigi. Proses ini biasanya berlangsung antara 30 hingga 90 menit, tidak menimbulkan rasa sakit, dan selalu diawasi oleh dokter gigi. Jumlah sesi perawatan tergantung pada warna yang diinginkan pasien, tingkat keparahan perubahan warna, serta metode yang digunakan. Sebelum memulai prosedur, dokter gigi akan melindungi gusi dan papila dengan lapisan pelindung yang diawetkan menggunakan cahaya atau cairan rubber dam. Selain itu, perlindungan lain seperti penutup wajah, kain kasa, retraktor, dan kacamata pelindung juga digunakan. Semua perlindungan ini penting karena zat pemutih bisa menyebabkan iritasi dan kerusakan pada jaringan lunak.

Pemutihan dengan cahaya adalah salah satu metode yang paling umum digunakan dalam praktik kedokteran gigi. Metode ini melibatkan penggunaan zat pemutih dan energi cahaya, yang dapat berasal dari lampu LED, halogen, atau plasma arc. Cahaya ini diklaim dapat mempercepat proses pemutihan dengan meningkatkan aksi molekul peroksida, tanpa merusak pulpa gigi atau menyebabkan hipersensitivitas.

Banyak dokter gigi memilih untuk tidak menggunakan cahaya dalam mengaktifkan gel pemutih. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa sistem pemutihan gigi dapat bekerja secara efektif baik dengan maupun tanpa aktivasi cahaya. Prosedur ini biasanya berlangsung antara 30 hingga 90 menit, tergantung pada jenis produk yang digunakan. Setelah gel pemutih diaplikasikan, prosesnya dapat dibagi menjadi beberapa siklus, di mana setelah setiap siklus, gel dibilas dari gigi dan digantikan dengan gel baru. Namun, dalam beberapa kasus, prosedur dapat dilakukan dalam satu siklus dengan dokter gigi hanya menambahkan lebih banyak gel pemutih sesuai kebutuhan.

Pemutihan gigi dengan laser mungkin merupakan metode yang paling mahal saat ini. Prosedur ini juga melibatkan pengolesan gel pemutih yang mengandung hidrogen peroksida atau karbamid peroksida, yang kemudian diaktifkan dan dipanaskan menggunakan laser.

• • Pemutihan Non-Vital

Metode pemutihan non-vital atau internal digunakan untuk gigi yang telah menjalani perawatan endodontik, yang lebih dikenal sebagai perawatan saluran akar. Gigi ini sering mengalami noda internal akibat darah atau cairan lain yang masuk selama atau setelah perawatan. Karena noda jenis ini berasal dari dalam gigi, metode pemutihan eksternal tidak akan efektif. Prosedur ini dimulai dengan memastikan saluran akar telah dibersihkan dan diisi dengan benar. Setelah itu, dokter gigi akan menempatkan zat pemutih di dalam ruang pulpa, kemudian menutup gigi dengan tambalan sementara di atas produk pemutih. Produk pemutih ini perlu diganti beberapa kali, tergantung pada kondisi gigi. Metode ini umumnya dikenal sebagai teknik "walking bleach".

Pilihan lain untuk gigi yang mengalami devitalisasi adalah dengan menempatkan bahan pemutih di dalam ruang pulpa, tetapi rongga dibiarkan terbuka, dan dikombinasikan dengan pemutihan eksternal pada gigi.

Metode pemutihan gigi di dalam kantor direkomendasikan karena ini adalah cara yang paling aman untuk memutihkan gigi Anda, dokter gigi sangat profesional dan terlatih dalam mencegah risiko dan komplikasi.

2. Sistem Pemutih Gigi di Rumah

Setelah kunjungan ke dokter gigi dan perawatan pemutihan, dokter gigi mungkin akan memberi Anda sistem pemutihan gigi rumahan untuk melanjutkan proses pemutihan di rumah. Langkah pertama adalah dokter gigi akan mengambil cetakan gigi Anda untuk membuatkan baki corong yang sesuai dengan bentuk gigi Anda. Anda juga akan diberikan gel pemutih yang sesuai untuk digunakan bersama baki corong tersebut. Dokter gigi akan memberi petunjuk yang jelas mengenai cara menggunakan sistem ini, termasuk berapa lama dan seberapa sering Anda harus menggunakannya dalam sehari.

Selain itu, ada banyak produk pemutih gigi yang dapat ditemukan di pasaran, seperti pasta gigi pemutih, strip pemutih, baki mulut, pemutih gusi, pemutih yang bisa diaplikasikan dengan cat, hingga obat kumur. Semua produk ini mengandung zat pemutih, meskipun kandungannya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang digunakan di klinik. Produk-produk ini biasanya disertai dengan petunjuk penggunaan yang jelas agar Anda dapat memaksimalkan hasilnya sambil meminimalkan risiko dan komplikasi.

Dampak positif

Agen pemutih terbaru kini mengandung fluorida sebagai bagian dari bahan-bahannya. Fluorida ini membantu mengatasi hipersensitivitas yang sering terjadi setelah pemutihan dan juga meningkatkan kekerasan email gigi. Kombinasi fluorida dengan kalium nitrat menjadikan agen pemutih ini lebih nyaman digunakan, mengurangi sensitivitas gigi, dan meningkatkan kesehatan mulut secara keseluruhan. Perusahaan Ultradent adalah yang pertama kali memperkenalkan teknologi ini, dan produk mereka sangat populer di seluruh dunia karena tidak memerlukan aktivasi cahaya, menjadikannya pilihan praktis dan efektif untuk pemutihan gigi.

Risiko

Beberapa pasien mungkin mengalami hipersensitivitas setelah menjalani perawatan pemutihan gigi. Efek samping ini biasanya bersifat sementara dan sering terjadi pada beberapa sesi awal pemutihan. Hipersensitivitas disebabkan oleh zat pemutih yang memiliki pH sangat rendah, yang dapat membuka tubulus dentin dan meningkatkan sensitivitas terhadap perubahan suhu. Pemutihan gigi yang menggunakan aktivasi cahaya juga dianggap dapat meningkatkan risiko sensitivitas pasca-pemutihan. Hal ini terutama disebabkan oleh panas yang dihasilkan selama prosedur, yang memengaruhi cairan dalam tubulus dentin, menyebabkan dehidrasi, dan memperburuk sensitivitas. Untuk mengurangi risiko ini, cara terbaik untuk mendapatkan gigi yang lebih putih adalah dengan menjalani prosedur di bawah pengawasan dokter gigi. Jika sensitivitas terjadi, pemutihan harus dihentikan sementara, dan pasien dapat menggunakan pasta gigi khusus untuk meredakan ketidaknyamanan.

Selain itu, hasil pemutihan yang tidak merata juga bisa terjadi. Beberapa area gigi mungkin lebih ternoda dibandingkan bagian lainnya. Untuk menghindari perbedaan warna setelah pemutihan, pasien disarankan untuk menghindari makanan dan minuman yang dapat menyebabkan noda pada gigi setelah prosedur selesai.

Pemutihan gigi yang berlebihan dapat terjadi pada individu yang menggunakan produk pemutih secara berulang tanpa pengawasan. Hal ini dapat merusak struktur gigi dan membuat warna gigi menjadi terlalu putih atau bahkan tampak transparan.

Beberapa produk pemutih juga berpotensi merusak enamel, terutama jika tidak digunakan sesuai petunjuk.

Hidrogen peroksida dan karbamid peroksida yang terkandung dalam bahan pemutih bersifat kaustik. Jika digunakan secara tidak benar, zat ini dapat menyebabkan iritasi atau bahkan kerusakan pada gusi dan jaringan mulut. Jika jaringan tidak terlindungi dengan baik selama prosedur, zat pemutih bisa menyebabkan luka bakar pada mukosa mulut, yang menimbulkan sensasi perih atau terbakar bagi pasien. Penggunaan nampan pemutih yang dijual bebas juga memiliki risiko tersendiri, karena tidak dirancang khusus untuk setiap individu. Hal ini sering kali menjadi penyebab utama iritasi atau cedera pada jaringan mulut. Oleh karena itu, prosedur pemutihan gigi sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan dokter gigi untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.

Beberapa orang bahkan bisa mengalami ketergantungan terhadap prosedur ini dan terus melakukan pemutihan meskipun gigi mereka sudah cukup putih. Kondisi ini dikenal sebagai *bleachorexia*, di mana individu merasa tidak pernah puas dengan warna gigi mereka dan terus-menerus mencari cara untuk membuatnya semakin putih.

Berapa lama gigi Anda akan tetap putih?

Hasil dari prosedur pemutihan gigi tidak bersifat permanen. Seiring waktu, gigi Anda dapat kembali ternoda akibat konsumsi makanan, minuman, tembakau, dan faktor lainnya. Jika Anda bisa menghindari minuman berwarna, merokok, serta makanan tertentu, efek pemutihan akan bertahan lebih lama. Durasi hasil pemutihan bervariasi pada setiap individu, tetapi umumnya perawatan ulang diperlukan setelah enam bulan hingga satu tahun. Jika Anda ingin mempertahankan warna gigi tetap cerah lebih lama, disarankan untuk rutin menyikat gigi dan berkumur setelah makan atau minum, menggunakan pasta gigi pemutih, membersihkan gigi dengan benang gigi secara teratur, serta menghindari konsumsi makanan dan minuman yang dapat menyebabkan noda pada gigi.

Siapa yang sebaiknya menghindari pemutihan gigi?

Orang dengan gigi dan gusi sensitif, ibu hamil, anak-anak di bawah 16 tahun, mereka yang mengalami resesi gingiva, serta individu dengan restorasi gigi yang rusak sebaiknya menghindari prosedur pemutihan gigi. Selain itu, pasien dan dokter gigi juga perlu memperhatikan kondisi gigi yang mengalami kerusakan akibat gigi berlubang. Gigi berlubang yang belum diobati harus ditangani terlebih dahulu dengan tambalan sebelum prosedur pemutihan dilakukan. Hal ini penting karena bahan pemutih dapat menembus hingga ke pulpa gigi dan berpotensi menyebabkan kerusakan lebih lanjut.

Suka postingan ini? Bagikan dengan teman Anda!

Blog terbaru
Nama
Lajang atau berkeluarga? (kalau berkeluarga, berapa jumlah anggotanya)
Pilih hotel mitra yang direkomendasikan untuk kunjungan Anda.
Bagikan komentar atau permintaan apa pun mengenai hotel pilihan Anda