Hubungi Kami

Jam kerja

Senin sampai Sabtu, 09.00-18.00

Saat hamil, tubuh Anda akan mengalami berbagai perubahan, termasuk di dalam rongga mulut. Penting untuk memahami jenis perubahan yang mungkin terjadi serta cara terbaik untuk menjaga kesehatan mulut selama kehamilan. Ada beberapa kondisi yang berkaitan dengan kehamilan dan cenderung lebih sering dialami oleh ibu hamil. Beberapa wanita terlalu fokus memikirkan berbagai hal tentang bayi mereka hingga kurang memperhatikan kesehatan gigi. Padahal, kesehatan mulut sangat berperan penting, tidak hanya bagi tubuh ibu tetapi juga bagi bayi yang dikandungnya.

Mengapa Perubahan Ini Terjadi?

Perubahan ini disebabkan oleh berbagai faktor yang terjadi dalam tubuh ibu hamil. Salah satu yang utama adalah perubahan kadar hormon yang cukup signifikan. Fluktuasi hormon ini dapat meningkatkan aliran darah ke jaringan mulut, sekaligus membuat sistem kekebalan tubuh lebih rentan terhadap infeksi bakteri dan jamur.

Apa Masalah Mulut yang Paling Umum Selama Kehamilan?

Gingivitis saat Hamil

Gingivitis adalah salah satu masalah paling umum yang dialami oleh ibu hamil. Perubahan hormon yang drastis menjadi penyebab utama kondisi ini. Gejalanya serupa dengan gingivitis biasa, seperti gusi yang mudah berdarah, terutama saat menyikat gigi. Gusi juga akan tampak merah, meradang, dan lebih rentan terhadap infeksi bakteri. Karena itulah, gingivitis harus segera ditangani sejak awal. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat berkembang menjadi penyakit periodontal, yang jauh lebih sulit dikendalikan selama kehamilan. Trimester kedua adalah periode di mana gingivitis paling sering muncul. Jika Anda mulai mengalami gejala-gejala ini, segera buat janji dengan dokter gigi untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Morning Sickness

Morning sickness dan muntah bisa menjadi musuh besar bagi kesehatan gigi Anda. Asam yang terbawa ke dalam mulut cukup kuat dan bisa menyebabkan erosi pada gigi. Selain itu, Anda mungkin juga mengalami bau mulut dan rasa tidak sedap. Meski Anda mungkin berpikir untuk segera menyikat gigi setelah muntah, sebaiknya hindari hal tersebut. Asam yang ada di mulut sudah cukup melemahkan struktur gigi, dan menyikat gigi segera setelah muntah justru bisa merusak enamel gigi lebih lanjut. Sebagai gantinya, berkumurlah dengan air beberapa kali untuk membantu membersihkan mulut. Soda kue juga bisa menjadi pilihan yang baik untuk menyeimbangkan kadar pH mulut Anda. Cukup campurkan satu sendok makan soda kue dengan air, lalu berkumur. Meskipun ini adalah kondisi sementara, sebaiknya Anda tetap mengunjungi dokter gigi untuk mendapatkan saran lebih lanjut tentang cara merawat gigi selama kehamilan.

Tumor Kehamilan

Meskipun namanya mungkin terdengar menakutkan, tumor kehamilan umumnya tidak bersifat ganas dan cenderung bersifat sementara. Biasanya, wanita hamil mengembangkan tumor ini selama trimester kedua. Pada saat ini, mereka sering melihat benjolan yang aneh, terletak di dekat garis gusi bagian atas. Gusi di sekitar benjolan akan berwarna merah dan meradang, dan tumor itu sendiri tampak mirip dengan buah rasberi. Tumor ini bisa berdarah dan menyebabkan rasa tidak nyaman saat makan atau berbicara. Untungnya, tumor kehamilan ini biasanya akan hilang setelah bayi lahir. Namun, jika tumor menyebabkan banyak kesulitan, pengangkatan tumor bisa menjadi pilihan yang perlu dipertimbangkan.

Meningkatnya Risiko Karies

Sayangnya, ibu hamil memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami karies gigi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Perubahan hormon dapat membuat tubuh memiliki kemampuan yang lebih rendah untuk melawan bakteri. Selain itu, ibu hamil cenderung mengonsumsi lebih banyak gula, yang merupakan salah satu faktor penyebab karies. Tidak menjaga kebersihan mulut dengan baik juga berkontribusi pada masalah gigi berlubang. Mual di pagi hari dan asam yang masuk ke mulut dapat melemahkan enamel gigi, yang pada gilirannya meningkatkan kemungkinan terkena karies gigi.

Bagaimana Mengatasi Masalah Mulut Selama Kehamilan?

Pertama dan yang paling penting, jangan pernah lupa untuk menjaga kesehatan mulut Anda. Menjaga kebersihan mulut yang baik adalah hal yang paling utama. Anda harus menjadwalkan pemeriksaan rutin dengan dokter gigi, yang akan dapat memantau perubahan dalam mulut Anda dan memberikan saran terkait berbagai masalah. Segera beri tahu dokter gigi Anda bahwa Anda sedang hamil setelah mengetahuinya. Ini sangat penting, terutama terkait dengan penggunaan obat-obatan. Jika dokter gigi meresepkan obat untuk Anda, penting bagi mereka untuk mengetahui bahwa Anda sedang hamil, agar mereka bisa memastikan bahwa tindakan yang diambil aman untuk bayi Anda. Antibiotik dan obat pereda nyeri sebaiknya tidak diresepkan selama kehamilan.

Ada banyak prosedur perawatan gigi yang sebaiknya dihindari selama kehamilan. Umumnya, dokter gigi hanya akan melakukan prosedur yang benar-benar diperlukan. Trimester kedua adalah waktu yang paling dianjurkan untuk melakukan perawatan gigi. Namun, akan lebih baik jika prosedur tersebut bisa ditunda hingga bayi lahir. Jika Anda mengetahui adanya masalah gigi sebelum hamil, sebaiknya Anda merawatnya terlebih dahulu sebelum mencoba untuk hamil.

Anda akan disarankan untuk menyikat gigi setidaknya dua kali sehari menggunakan sikat gigi berbulu lembut. Penggunaan benang gigi juga sangat penting untuk membersihkan karang gigi secara menyeluruh. Radang gusi saat hamil sering kali terkait dengan kebersihan mulut yang buruk. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa penyakit gusi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur. Pola makan Anda juga memiliki dampak besar pada kesehatan gigi. Anda sebaiknya menghindari makanan dan minuman yang mengandung banyak gula.

Semua masalah gigi yang berhubungan dengan kehamilan dapat dicegah dengan menjaga kebersihan mulut yang baik dan melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi. Namun, jika beberapa masalah terjadi, Anda perlu segera mengunjungi dokter gigi. Radang gusi harus segera dihentikan dan diobati pada tahap awal sebelum berkembang menjadi penyakit periodontal. Tumor kehamilan biasanya tidak memerlukan pengobatan, namun jika tumor tersebut menyebabkan ketidaknyamanan, pengangkatan dapat dipertimbangkan. Pada 50% kasus yang diobati, tumor ini cenderung muncul kembali setelah pengangkatan. Namun, segera setelah melahirkan, pembentukan ini biasanya akan hilang dengan sendirinya.