Hubungi Kami

Jam kerja

Senin sampai Sabtu, 09.00-18.00

Sindrom Gigi Retak

Sindrom ini umumnya memengaruhi gigi geraham dan ditandai dengan retakan yang bervariasi dalam ukuran, mulai dari yang sangat kecil dan sulit dideteksi hingga yang cukup dalam hingga mencapai pulpa gigi. Ini termasuk dalam traumatologi gigi, dengan gejala utama berupa nyeri tajam, terutama saat memberikan tekanan pada gigi, seperti saat menggigit atau mengunyah. Pasien juga dapat merasakan nyeri lebih hebat ketika gigi terkena suhu panas atau dingin. Penyebab sindrom gigi retak beragam, termasuk kebiasaan menggertakkan gigi, kekuatan gigitan yang berlebihan, gigi yang telah menjalani perawatan akar, tambalan yang besar, dan faktor lainnya. Perawatan bergantung pada tingkat keparahan retakan. Dalam beberapa kasus, masalah ini dapat diatasi dengan tambalan, sementara kasus yang lebih serius mungkin memerlukan crown, dan yang paling parah bisa berujung pada pencabutan gigi. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat memengaruhi pulpa gigi, menyebabkan komplikasi lebih lanjut.

 

Penyebab:

Penyebab sindrom ini biasanya berasal dari berbagai jenis trauma pada gigi. Trauma dapat terjadi akibat tekanan mekanis yang kuat, seperti benturan akibat terjatuh atau terkena benda keras. Penderita bruxism, yang sering menggertakkan dan mengatupkan gigi, juga berisiko mengalami kondisi ini. Selain itu, gigi dengan tambalan besar menjadi lebih rentan terhadap retak seiring waktu, terutama akibat tekanan gigitan yang kuat. Beberapa pasien memiliki kekuatan gigitan yang luar biasa kuat, yang bahkan dapat meretakkan gigi mereka sendiri. Gigi yang tidak lagi vital jauh lebih lemah dibandingkan gigi yang masih hidup, sehingga lebih rentan mengalami sindrom ini. Pada dasarnya, siapa saja dapat terkena kondisi ini jika terdapat faktor risiko yang mendukung.

cracked-tooth
cracked-teeth-stages

Gejala:

Gejala utama dari sindrom ini adalah rasa sakit yang tajam dan menusuk. Pada beberapa kasus, rasa sakit bisa muncul secara spontan, sementara pada pasien lain, gejala ini baru terasa saat menggigit atau mengunyah. Tekanan saat mengunyah sering kali memperburuk rasa sakit. Selain itu, sensitivitas terhadap suhu juga menjadi tanda umum. Pasien mungkin merasakan nyeri saat mengonsumsi makanan atau minuman yang sangat panas atau dingin. Dalam beberapa kasus, pasien kesulitan menentukan gigi yang menjadi sumber masalah, sementara yang lain dapat dengan jelas menunjuk gigi yang terasa sakit. Hal ini bergantung pada lokasi, ukuran, dan tingkat keparahan retakan. Gejala lainnya termasuk peningkatan rasa sakit setelah berhenti mengunyah atau setiap kali ada tekanan pada gigi yang terkena.

Hal pertama yang harus dilakukan jika mengalami gejala ini adalah segera menghubungi dokter gigi. Mereka dapat mendiagnosis kondisi dengan tepat dan merekomendasikan perawatan yang sesuai. Namun, sindrom ini sulit didiagnosis karena retakan sering kali tidak terlihat pada sinar-X. Oleh karena itu, dokter gigi biasanya menggunakan teknik tambahan seperti tes cahaya dan tekanan untuk menentukan penyebab rasa sakit. Perawatan tergantung pada apakah retakan telah mencapai pulpa gigi atau tidak. Jika pulpa belum terpengaruh, dokter gigi mungkin dapat memperbaiki gigi dengan tambalan. Dalam beberapa kasus, pemasangan crown diperlukan untuk melindungi gigi dari kerusakan lebih lanjut. Namun, jika retakan sudah mengenai pulpa, perawatan saluran akar perlu dilakukan. Jika kondisi semakin parah dan semua upaya perawatan tidak berhasil, langkah terakhir adalah pencabutan gigi.