Biayanya cukup tinggi, sehingga tidak semua pasien dapat menjangkaunya.
Lokasi Kami
Hubungi Kami
Kirim Email
Jam kerja
Senin sampai Sabtu, 09.00-18.00
Senin sampai Sabtu, 09.00-18.00
Prosedur Cerec 3D terdiri dari pengambilan cetakan optik digital Sirona Inlab langsung di mulut pasien, mendesain restorasi di komputer menggunakan perangkat lunak khusus, dan pembuatan restorasi di sisi kursi dengan mesin penggilingan khusus yang disebut Inlab MCXL. Di seluruh dunia, lebih dari 38.000 dokter gigi menggunakan metode CEREC CAD/CAM dan menghasilkan sekitar 7 juta restorasi mahkota CAD/CAM setiap tahun. Feldspar dan keramik kaca sangat ideal untuk restorasi seperti mahkota, inlay, onlay, dan veneer. Kekuatan lentur yang relatif rendah (zirconia 800-1300 MPa) sebesar 80 hingga 450 MPa membuat fiksasi adhesif restorasi menjadi hal yang diperlukan. Lithium disilicate dengan merek dagang "e.max" adalah keramik kaca yang memiliki karakteristik serupa dengan keramik oksida. Mahkota Cerec memiliki ketahanan yang sangat baik serta sifat tembus cahaya yang menyerupai gigi alami. Vita Suprinity, sebuah keramik kaca yang diperkuat dengan zirconia, mulai memasuki pasar sebagai alternatif dengan kekuatan lentur yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan CAD/CAM e.max. Sejak awal tahun 2015, bahan ini telah berhasil digunakan dalam praktik klinik gigi untuk meningkatkan kualitas restorasi yang lebih kuat dan estetik.
CEREC, atau Chairside Economical Restoration of Esthetic Ceramics, merupakan metode yang sangat populer dalam kedokteran gigi untuk menciptakan restorasi berkualitas tinggi dengan cepat dan presisi. Metode ini erat kaitannya dengan teknologi CAD/CAM, yang memungkinkan seluruh proses dilakukan dengan bantuan komputer. Dengan sistem ini, dokter gigi dapat menghemat banyak waktu dalam pembuatan restorasi, sementara pasien mendapatkan hasil akhir hanya dalam hitungan jam. Ini menghilangkan kebutuhan untuk beberapa kali kunjungan karena seluruh prosedur dapat diselesaikan dalam satu hari.
CEREC pertama kali digunakan untuk membuat restorasi pada tahun 1985. Dua tahun kemudian, sistem ini dirilis untuk penggunaan resmi di laboratorium dan klinik gigi. Teknologi ini dikembangkan oleh Marco Brandestini dan Werner H. Mörmann, yang terus menyempurnakannya seiring waktu. Hingga tahun 2003, CEREC hanya menggunakan gambar 2D untuk merencanakan restorasi. Namun, sejak saat itu, sistem ini beralih ke pencitraan digital 3D, memungkinkan tampilan mulut, gigi, dan jaringan sekitarnya dengan presisi yang jauh lebih tinggi.
Penggunaannya sangat luas, mencakup berbagai jenis restorasi seperti mahkota, jembatan, veneer, rangka, implan gigi, gigi palsu, onlay, inlay, teleskop, batang, panduan bedah, alat tambahan, serta peralatan ortodontik. Semua restorasi ini dibuat dengan standar kualitas tinggi dan estetika yang canggih, memberikan solusi yang presisi dan efisien bagi pasien dan dokter gigi.
Perawatan dengan teknologi CEREC selalu dimulai dengan konsultasi dokter gigi. Setelah berdiskusi dengan pasien dan menentukan jenis restorasi yang dibutuhkan, dokter gigi menggunakan kamera intraoral canggih untuk mendapatkan gambar yang sangat akurat tanpa perlu bubuk tambahan. Gambar ini kemudian dikirim ke perangkat lunak khusus yang menampilkannya di layar komputer, memberikan pandangan lengkap tentang kondisi mulut pasien. Langkah berikutnya adalah perencanaan restorasi, di mana bentuk, ukuran, dan warna restorasi disesuaikan agar tampak alami dan cocok dengan gigi di sekitarnya. Setelah desain selesai, sistem CEREC menghubungkannya ke unit penggilingan yang bekerja dengan berbagai jenis bahan. Bahan yang telah dipilih ditempatkan dalam unit ini, dan dalam waktu sekitar 15-20 menit, restorasi pun selesai dibuat.
Restorasi yang dihasilkan sangat presisi, berkualitas tinggi, dan memiliki estetika yang sangat baik. Metode ini juga menghemat banyak waktu, karena pasien dapat meninggalkan klinik dengan gigi baru hanya dalam satu kali kunjungan. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa restorasi yang dibuat dengan teknik ini lebih tahan lama dibandingkan dengan restorasi konvensional.
Biayanya cukup tinggi, sehingga tidak semua pasien dapat menjangkaunya.
© | Semua Hak Dilindungi Undang-undang. Designed & Developed by Ibrahim Khalil