Lokasi Kami
Hubungi Kami
Kirim Email
Jam kerja
Senin sampai Sabtu, 09.00-18.00
Senin sampai Sabtu, 09.00-18.00
Granuloma gigi adalah peradangan jaringan periodontal yang berbentuk massa kecil dan bulat, terletak di sekitar akar gigi. Granuloma ini dapat muncul di berbagai lokasi pada akar gigi, tetapi paling sering ditemukan di apeks akar, yang dalam kasus tersebut disebut sebagai granuloma periapikal. Granuloma gigi terdiri dari kumpulan patologis limfosit, sel plasma, histiosit, dan leukosit polimorfonuklear yang melekat pada apeks gigi dan dikelilingi oleh kapsul fibrosa.
Salah satu ciri khas granuloma gigi adalah perjalanan penyakit yang sering kali berlangsung lama tanpa gejala. Namun, di bawah pengaruh faktor pemicu tertentu, kondisinya dapat memburuk dan berkembang menjadi peradangan akut. Kondisi ini ditandai dengan nyeri hebat pada gigi, pembengkakan, serta kemerahan pada gusi. Dalam beberapa kasus, nanah dapat terbentuk dan keluar melalui celah antara gigi dan gusi. Supurasi ini bahkan bisa menyebabkan perkembangan periostitis odontogenik (fluks). Gejala lain yang dapat muncul adalah perubahan warna gigi. Jika tidak ditangani, granuloma gigi berisiko berkembang menjadi kista. Karena sering kali tidak menunjukkan gejala, granuloma gigi sulit dideteksi secara dini, sehingga meningkatkan risiko keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan. Biasanya, granuloma gigi terdeteksi melalui pencitraan radiografi pada area yang terkena atau saat sudah memasuki fase akut.
Terapi granuloma gigi dapat dilakukan dengan pendekatan konservatif maupun operasional. Pemilihan metode perawatan bergantung pada ukuran granuloma, tingkat kerusakan akar, serta kemungkinan komplikasi lainnya. Metode konservatif mencakup terapi endodontik dan penambalan, sementara terapi antibiotik diresepkan untuk mengatasi infeksi. Jika diperlukan, perawatan bedah seperti reseksi apeks akar atau hemiseksi gigi dapat dilakukan, dan dalam beberapa kasus, pencabutan gigi menjadi pilihan terakhir.
Granuloma gigi dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Pertumbuhannya dapat menyebabkan kerusakan pada apeks gigi yang berujung pada kehilangan gigi. Jika proses inflamasi menyebar ke jaringan lunak di sekitarnya, hal ini dapat memicu pembentukan abses terbatas, abses paratonsilar, atau bahkan lesi purulen difus yang dikenal sebagai phlegmon. Jika tulang turut terlibat dalam proses ini, osteomielitis rahang bisa terjadi. Lebih lanjut, agen infeksius dari granuloma dapat menyebar melalui aliran darah, berpotensi menyebabkan sinusitis, pielonefritis, miokarditis infeksius, atau bahkan sepsis.
Pencegahan memiliki peran yang sangat penting. Untuk mencegah granuloma gigi, diperlukan pemeriksaan rutin, pencitraan radiografi gigi, serta menjaga kebersihan rongga mulut secara profesional. Kunjungan ke dokter gigi harus dilakukan secara teratur, dan setiap masalah kesehatan gigi yang muncul sebaiknya ditangani sedini mungkin.
© | Semua Hak Dilindungi Undang-undang. Designed & Developed by Ibrahim Khalil