Hubungi Kami

Jam kerja

Senin sampai Sabtu, 09.00-18.00

Erosi

Apa itu ausnya gigi dan apa penyebabnya?

Ausnya gigi adalah bentuk keausan gigi yang terjadi akibat kontak langsung antara gigi atas dan bawah. Keausan ini dapat memengaruhi berbagai permukaan gigi, seperti kuspal, insisal, dan proksimal. Dalam banyak kasus, ausnya gigi dianggap sebagai bagian alami dari proses penuaan. Namun, keausan gigi juga bisa terjadi akibat faktor lain seperti abrasi, erosi, atau kombinasi keduanya, terutama pada lansia. Berdasarkan tingkat keparahannya, ausnya gigi dapat dikategorikan sebagai fisiologis atau patologis. Keausan fisiologis umumnya terjadi seiring bertambahnya usia, sedangkan keausan patologis ditandai dengan hilangnya struktur gigi secara berlebihan dan memerlukan perawatan gigi.

Beberapa faktor dapat menyebabkan ausnya gigi, salah satunya adalah kebiasaan parafungsional seperti bruxism atau mengepalkan gigi. Faktor lain termasuk kelainan perkembangan, pola makan dengan makanan keras atau bertekstur kasar, serta kurangnya dukungan gigi posterior. Pada kasus di mana gigi asli ditutupi dengan restorasi keramik, keausan gigi asli juga lebih sering terjadi. Selain itu, faktor oklusal seperti hubungan tepi ke tepi gigi seri dan kontak kusp ke kusp bukolingual unilateral juga berkontribusi terhadap keausan oklusal.

bruxisme
belat gigi-bruxism

Konsekuensi dari atrisi gigi:

Konsekuensi utama dari atrisi gigi meliputi hilangnya anatomi gigi, perubahan warna, gangguan dukungan periodontal, hilangnya stabilitas oklusal posterior, serta kegagalan mekanis restorasi gigi. Atrisi dapat mengubah oklusi karena berkurangnya dimensi vertikal akibat hilangnya struktur gigi. Dalam kasus yang parah, email dapat terkikis sepenuhnya, meninggalkan dentin terbuka, yang lebih rentan terhadap karies gigi dan hipersensitivitas. Diagnosis dini sangat penting untuk membedakan antara atrisi patologis dan fisiologis. Dengan deteksi sejak tahap awal, atrisi dapat dicegah sebelum mencapai tingkat yang memerlukan restorasi. Prosedur diagnostik melibatkan pemeriksaan fungsi sendi temporomandibular dan otot terkait, analisis jaringan lunak dan keras intraoral, evaluasi ortodontik, serta penilaian lokasi dan tingkat keparahan keausan gigi. Selain itu, riwayat sosial dan kebiasaan makan pasien juga menjadi faktor penting dalam menentukan penyebab atrisi.

Pencegahan dan diagnosis dini sangat penting dalam menjaga kesehatan mulut pasien dengan bruxism. Setelah diagnosis dikonfirmasi, pasien disarankan menggunakan belat oklusal akrilik dengan cakupan penuh untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Pasien harus dipantau secara ketat, dengan dokumentasi foto klinis setiap enam bulan hingga satu tahun guna mengevaluasi kehilangan permukaan gigi. Jika kehilangan struktur gigi sudah parah, intervensi kosmetik atau fungsional mungkin diperlukan. Tahap pertama perawatan meliputi penanganan kondisi terkait, seperti gigi retak atau tepi insisal yang tajam, yang dapat diperbaiki dengan pemulihan dan pemolesan. Dokter gigi juga dapat menggunakan agen desensitisasi seperti pernis fluorida topikal dan menyarankan penggunaan pasta gigi desensitisasi di rumah.

Jika kehilangan struktur gigi signifikan, restorasi gigi menjadi pilihan perawatan. Metodenya dapat berupa restorasi komposit, restorasi logam, gigi tiruan sebagian lepasan, atau mahkota dan jembatan gigi. Keputusan untuk melakukan restorasi bergantung pada kebutuhan dan preferensi pasien, tingkat perkembangan kehilangan permukaan gigi, serta apakah prosesnya masih aktif atau sudah stabil.

gel desensitisasi
Nama
Lajang atau berkeluarga? (kalau berkeluarga, berapa jumlah anggotanya)
Pilih hotel mitra yang direkomendasikan untuk kunjungan Anda.
Bagikan komentar atau permintaan apa pun mengenai hotel pilihan Anda