Hubungi Kami

Jam kerja

Senin sampai Sabtu, 09.00-18.00

Maloklusi

Maloklusi, atau yang juga dikenal sebagai gigitan yang buruk, adalah ketidaksejajaran antara gigi atas dan bawah, serta/atau rahang atas dan bawah. Terdapat beberapa jenis maloklusi yang berbeda. Penyebab utama kelainan ini adalah faktor genetika, dengan kata lain, maloklusi dapat diwariskan. Maloklusi dapat muncul dalam bentuk gigitan terbuka, gigitan atas, gigitan bawah, atau gigitan silang. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti kesulitan makan, bernapas, menelan, serta memengaruhi penampilan fisik dan lainnya. Perawatannya dilakukan oleh dokter gigi ortodontis.

Penyebab:

Penyebab maloklusi beragam, termasuk faktor genetika, kebiasaan buruk, penyakit yang memengaruhi tulang, karies, pencabutan gigi sebelum waktunya, penyakit periodontal, dan lainnya. Banyak anak memiliki kebiasaan seperti mengisap jempol, menggigit kuku atau benda keras, serta menjulurkan lidah. Jika tidak segera ditangani, kebiasaan ini dapat menyebabkan maloklusi. Oleh karena itu, begitu Anda menyadari adanya kebiasaan tersebut, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter gigi untuk mendapatkan saran yang tepat.

Jenis:

Klasifikasi pertama kali dibuat oleh Angle dan masih digunakan oleh dokter gigi hingga saat ini. Angle membagi maloklusi menjadi tiga kelas berdasarkan posisi sagital gigi dan rahang.

Kelas 1 mencakup semua kasus yang melibatkan neutroklusi. Pasien dengan kondisi ini memiliki hubungan sagital normal antara gigi dan rahang, tetapi dapat mengalami masalah lain seperti gigi berjejal, overbite, underbite, renggang, dan sebagainya.

Kelas 2, juga disebut Distocclusion, adalah kondisi di mana mandibula berada dalam posisi retrograde dibandingkan dengan maksila.

Kelas 3, dikenal sebagai Mesioklusi, mengacu pada pasien dengan prognatisme, yaitu kondisi di mana mandibula berada dalam posisi lebih maju dibandingkan dengan maksila.

Kondisi seperti gigi berjejal, gigi renggang, gigitan bawah, dan gigitan silang tidak berhubungan dengan relasi sagital, sehingga tidak termasuk dalam klasifikasi ini. Dalam beberapa kasus, maloklusi yang berbeda dapat terjadi bersamaan. Misalnya, seorang pasien bisa mengalami gigi berjejal sekaligus distoklusi.

klasifikasi sudut
kawat gigi

Gejala:

Gejala maloklusi sebagian besar bergantung pada jenisnya. Dalam banyak kasus, terdapat perbedaan yang terlihat pada gigitan, yang juga dapat memengaruhi bentuk wajah. Dengan kata lain, maloklusi sering kali dapat dikenali secara visual. Pada beberapa kasus, seseorang mungkin memiliki mandibula yang menonjol, sementara pada kasus lain, rahang bisa tampak lebih condong ke samping, dan sebagainya. Maloklusi juga dapat meningkatkan risiko karies gigi dan penyakit periodontal. Banyak pasien mengalami kesulitan menjaga kebersihan mulut yang baik akibat gigi berjejal. Selain itu, gigitan yang tidak tepat dapat menyebabkan tekanan kunyah yang tidak alami pada kelompok gigi tertentu, yang berpotensi menyebabkan resesi gingiva dan penyakit periodontal. Pada beberapa jenis maloklusi, pasien mungkin mengalami kesulitan bernapas, bicara yang kurang jelas, mulut kering, sakit kepala, nyeri pada sendi, dan berbagai masalah lainnya.

Pengobatan:

Perawatan maloklusi bergantung pada jenisnya serta usia pasien. Untuk memperbaiki kondisi ini, diperlukan peralatan ortodontik. Dalam beberapa kasus, maloklusi perlu diperbaiki dengan peralatan tetap, sementara dalam kasus lain, dokter gigi mungkin memilih menggunakan peralatan yang dapat dilepas. Salah satu kemajuan terbaru dalam perawatan ortodontik adalah penggunaan clear aligner.

Nama
Lajang atau berkeluarga? (kalau berkeluarga, berapa jumlah anggotanya)
Pilih hotel mitra yang direkomendasikan untuk kunjungan Anda.
Bagikan komentar atau permintaan apa pun mengenai hotel pilihan Anda